SEJUJURNYA SAJA ADA LEBIH BANYAK RAHASIA ALLAH YANG BELUM KITA KETAHUI DAN TIDAK KITA KETAHUI
BELUM DIPERHATIKAN MANUSIA DAN TIDAK TERPIKIRKAN MANUSIA
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak tahu bahwa Allah itu adalah Ralitas yang sebenarnya, Al-Haqq, kenyataan yang sebenarnya, wajibul wujud bi Dzatihi (Wajib wujud-Nya dari segi dirinya sendiri).
Sedangkan yang selain Allah itu wujud pinjaman, wujud tergantung, wujud penampakan, atau wujud ciptaan, (mumkinul wujud bidzatihi dan wajibul wujud bighairihi—wujud yang mungkin dari segi dirinya, tetapi wajibul wujud dari segi lainnya, yakni dari segi penciptanya).
Jadi wujud yang selain Allah itu tidak ada kalau tidak diciptakan, itulah wujud alam semesta dan segala isinya, termasuk wujud manusia.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak tahu bahwa Allah itu asal-usul segala sesuatu, dasar wujud segala yang ada, sumber kekuatan, tempat bergantung, tempat bersandar, dan tempat kembali.
Akibatnya, manusia hanya mengandalkan kekuatan sendiri dan kekuatan dari yang selain Allah (termasuk kekuatan orang, dukun, para normal, khadam, uang, jabatan, kekuasaan, dan lain-lainnya).
Padahal yang bisa menolong Allah, yang bisa melindungi Allah, yang bisa menyembuhkan Allah, dan yang bisa menyelamatkan juga hanya Allah.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak tahu bahwa kekuatan Allah itu tidak terbatas dan tidak terbagi. Akibatnya, kita tidak menyadari bahwa kekuatan Allah itu memenuhi dari kita, memenuhi jiwa raga kita, dan jiwa raga semua orang, dan juga memenuhi alam semesta.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak tahu Allah itu apa? Allah itu Siapa? Dan Allah itu di mana? Akibatnya, manusia tidak merasa membutuhkan Allah, mudah melupakan Allah, tidak mau tahu Allah, tidak peduli pada Allah, dan meninggalkan Allah.
Padahal dalam kenyataan yang sebenarnya, manusia itu tidak pernah bisa terpisah dan terlepas dari kekuatan Allah, dari pertolongan Allah, dan perlindungan Allah.
- Pada umumnya kebanyakan orang mempunyai pandangan yang primitive tentang Allah, yaitu anggapan bahwa Allah itu sebagai seorang Maha Raja Yang Maha Kuasa yang duduk disinggasana-Nya, yang menaruh belas kasihan kepada manusia, ikut membereskan persoalan manusia, dan Allah itu dianggap turun tangan setelah manusia tidak berdaya.
Allah Maha Suci dari anggapan seperti itu. Karena sebenarnya Allah sudah menjawab sebelum manusia bertanya, Allah sudah memberi sebelum kita meminta, Allah telah menyediakan segala yang dimilikinya untuk manusia, dan Allah juga menyediakan kekuatan-Nya yang tak terbatas untuk digunakan manusia, agar manusia bisa mengatasi dan memecahkan semua masalah yang dihadapinya, agar manusia bisa memenuhi kebutuhannya, agar manusia bisa memperoleh apa yang dihajatkannya, serta bisa meraih sukses dunia akhirat.
- Pada umumnya kebanyakan orang lebih senang berurusan dengan yang selain Allah, seperti benda-benda, barang-barang, orang atau uang, dari pada berurusan dengan Allah. Padahal Allah adalah pemilik segala apa yang ada di langit dan di bumi, serta penguasa dan pengatur alam semesta dan segala isinya. Aneh memang … manusia lebih suka berurusan dengan rumahnya, isi rumahnya, tamannya, mobilnya, satpamnya dan seterusnya, dari pada berurusan dengan pemiliknya.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak tahu dan tidak menyadari bahwa sebenarnya setiap saat Allah selalu dekat dan bersama manusia, dan Allah selalu memberi petunjuk, menolong, dan melindungi manusia.
Akibatnya, manusia tidak merasa dibimbing, ditolong, dan dilindungi Allah. Akibatnya, manusia merasa berjalan sendiri dan beraktifitas sendiri dengan segala resikonya, sehingga dia merasa harus mengatasi dan memecahkan sendiri semua masalah yang dihadapinya. Maka timbullah rasa tidak berdaya, khawatir, takut, gelisah, cemas, bingung, dan setres, dan bahkan juga putus harapan dan putus asa.
Solusinya, manusia harus diberitahu, diingatkan, dan disadarkan bahwa sebenarnya dia tidak bisa hidup, bergerak, dan beraktifitas tanpa kekuatan dan pertolongan Allah. Agar manusia bisa merasa dan mengalami kekuatan, kehendak dan pengetahuan atau ilmu Allah, dan agar manusia bisa selalu berada dalam petunjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak tahu bahwa Allah telah memberikan dan meminjamkan ruh-Nya kepada manusia (QS. 39:42), agar manusia bisa menggunakan pikiran, kesadaran, perasaan, keinginan, pengetahuan, dan kekuatan milik-Nya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mendapatkan apa yang diharapkannya, dan mewujudkan cita-citanya, serta agar manusia bisa menjadi hamba Allah, kekasih Allah, dan khalifah-Nya.
Akibatnya, manusia tidak menyadari tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah yang harus mengikuti petunjuk dan melaksanakan pertintah-Nya, dan tidak menyadari tanggungjawabnya sebagai khalifah yang harus menguasai, memimpin, dan mengataur dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
- Pada umumnya kebanyakan orang lupa bahwa ia pernah bertemu Allah di alam alastu, yaitu ketika manusia menyaksikan Allah sebagai Rabbnya, Tuhannya, sebagai Pencipta, Pemilik, Penguasa, Pengatur, Penjaga, Pemelihara, Pendidik, Penolong, dan Pelindungnya (QS. 7:172).
Itulah sebabnya, Allah mengirimkan para malaikat-Nya, kitab suci-Nya, para Rasul dan Nabi-Nya, untuk mengingatkan manusia agar manusia bisa bertemu lagi dengan Allah, kapan saja dan di mana saja, baik melalui shalat, do’a, maupun dzikir. Dzikir, do’a, dan shalat yang khusyu’ bisa menjadi cara mudah dan terbaik untuk bertemu Allah, dan merasakan serta mengalami pertemuan dengan Allah.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa tujuan Allah menciptakan manusia itu untuk beribadah, menyembah Allah, dan menjadi hamba Allah. Akibatnya, ada manusia yang menyembah dan mempertuhankan hawa nafsunya (QS. 25:43-44), ada manusia yang menyembah setan (QS. 36:60-61) dan ada juga yang menyembah thaghut, yaitu segala sesuatu selain Allah yang disembah, seperti benda-benda, harta, tahta, dunia, dan semacamnya.
Oleh sebab itu, Allah memerintahkan manusia menyembah Allah (QS. 2:21) dan melarang manusia menyembah segala sesuatu selain Allah, agar manusia bisa menjadi hamba Allah, kekasih-Nya, dan khalifah-Nya, yaitu wakil Allah di muka bumi.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Allah adalah pemilik segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan segala apa yang diberikan kepada manusia itu hanya merupakan pinjaman sementara yang pada saatnya pasti diambil oleh pemiliknya, yaitu Allah. Oleh sebab itu, suka atau tidak suka, siap atau tidak, terpaksa atau tidak, bila telah tiba saatnya, manusia tidak lagi bisa mempertahankan apa pun yang selama ini dianggap sebagai miliknya. Contoh yang paling jelas dan tidak seorang pun bisa meragukannya adalah saat datangnya kematian, yaitu saat nyawanya diambil oleh pemiliknya, maka tiada seorang pun bisa mengelak darinya.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa segala pemberian Allah kepada manusia itu merupakan pinjaman yang harus dipertanggungjawabkan secara pribadi kepada Allah. Oleh sebab itu, manusia harus disadarkan agar dia menggunakan segala apa yang dipinjamkan oleh Allah itu harus di gunakan dengan benar sesuai dengan petunjuk-Nya, agar dia mendapatkan keberuntungan yang besar dan kekal abadi.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa di hadapan Allah yang Maha Besar itu, manusia sangat kecil dan tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan Allah yang Maha Besar. Oleh sebab itu, orang yang telah mengetahui Allah yang Maha Besar, maka dia pasti tidak bisa sombong lagi, dan juga tidak bakalan bisa disombongin orang lain, karena memang tidak ada yang bisa disombongkan.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Allah sudah menjawab sebelum manusia bertanya, Allah sudah memberi sebelum manusia meminta. Akibatnya, manusia mengira bahwa Allah itu bisa dipengaruhi, bisa didesak-desak, dan bisa dipaksa agar menuruti maunya dan memenuhi tunututan manusia. Padahal Allah Maha Suci dari dugaan manusia yang demikian. Sebaliknya, manusialah yang harus menuruti maunya Allah agar manusia bisa mendapatkan pertolongan dan perlindungan-Nya.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak mengetahui cara Allah dalam menguasai dan mengatur ciptaan-Nya. Padahal jika manusia mengetahui cara kerja Allah dalam mengatur ciptaan-Nya, maka manusia pasti bisa meraih kemajuannya yang lebih dahsyat dalam membangun masa depanya. Oleh sebab itu, sudah saatnya manusia meriset alam Ilahi yang lebih dahsyat dan lebih menakjubkan, dibandingkan dengan alam bendawi yang selalu berubah dan bersifat fana’.
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Allah menciptakan manusia itu lengkap dengan segala kemampuan yang diperlukannya, tetapi juga dengan segala keterbatasnnya. Sungguh pun begitu, manusia diberi peluang untuk bisa mengembangkan potensinya itu sampai tak terbatas, jika manusia mau mengikuti petunjuk Allah, baik yang tersurat (berupa ayat-ayat Qur’aniyah), maupun yang tersirat (berupa ayat-ayat kauniyah).
- Pada umumnya kebanyakan orang tidak menyadari bahwa Allah menciptakan alam semesta itu untuk manusia, dalam arti manusia diberi kesanggupan dan kewenangan untuk menguasai dan mengatur alam semesta demi kepentingannya sendiri. Akibatnya, alih-alih bisa menguasai alam semesta, tetapi manusia malah diperbudak oleh alam dan dirinya sendiri, yaitu dengan menyembah dan mempertuhankan hawa nafsunya.
Oleh sebab itu manusia harus dibebaskan dari syirik, yaitu penghambaannya terhadap segala sesuatu selain Allah, termasuk mempertuhankan dan menyembah hawa nafsunya, agar manusia bisa sepenuhnya menjadi hamba Allah, kekasih Allah, dan khalifah-Nya, yaitu wakil Allah di muka bumi.
Itulah sebagian kecil dari rahasia Allah yang belum diketahui, belum terpikirkan dan tidak diperhatikan oleh kebanyakan orang pada umumnya. Akibatnya, kebanyakan orang juga tidak bisa mengaksesnya, memberdayakannya, menggunakannya, dan memanfaatkannya. Padahal jika manusia bisa mengetahuinya, maka manusia pasti bisa memberdayakannya, untuk kepentingannya yang lebih besar dalam membangun masa depannya, dalam meraih sukses dunia akhirat, dan dalam rangka mencapai tujuan akhiranya yang sebenarnya, yaitu kembali ke asal-usulnya serta ke tempat kembalinya, yakni Allah SWT.
Pada dasarnya rahasia Allah itu jumlahnya tak terbatas karena wujud Allah itu memang tak terbatas. Oleh sebab itu, sebenarnya kita juga bisa menemukan rahasia yang tak terbatas, asal saja kita tahu ilmunya, tahu teorinya, tahu caranya, dan bisa menerapkannya.
Sudah saatnya manusia harus dibangunkan dari tidur lelapnya di alam bendawi, alam indrawi dan alam mimpi yang hanya melihat penampakan dan tidak melihat kenyataan. Sudah saatnya dilakukan riset Alam Ilahi, agar manusia tidak hanya berkutat dan berkubang dalam belenggu kungkungan alam bendawi yang sempit, pengap, dan menyesakkan.
Sudah saatnya manusia harus dibertitahu, diingatkan, disadarkan, dan ditunjukkan Realitas yang sebenarnya, agar tidak terus menerus tertipu oleh yang semu dan yang palsu, supaya manusia bisa merasakan dan mengalami kenyataan yang sebenarnya yang lebih luas, lebih indah, lebih mengagumkan, dan lebih menakjubkan, serta tidak terbayangkan sebelumnya.
Akhirnya, semoga kita bisa selalu terhubung dengan pengetahuan, kehendak, dan kekuatan Allah, serta selalu berada dalam Petunjuk, Pertolongan, dan Perlindungan Allah SWT. agar kita bisa meraih sukses dunia akhirat yang diridhai-Nya, serta agar kita bisa menjadi hamba Allah, menjadi kekasih Allah, serta menjadi khalifah-Nya, yaitu wakil Allah di muka bumi. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin wa Yaa Mujiibas Saailiin Walhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin.
Penulis & Pemandu:
Drs. S. Hamdani, MA.
Dosen Filsafat, Tasawuf, dan Tauhid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Leave a Reply