Mengetahui Allah SWT Dan Menjadi Hamba Allah SWT

Pusat Kajian Liqa Allah

MENGETAHUI ALLAH DAN MENJADI HAMBA ALLAH

 

Semua kita pasti sudah banyak tahu tentang Allah. karena sejak kecil kita sudah sering mendengar kata Allah, sudah banyak mendapatkan penjelasan tentang Allah. Sudah banyak belajar tentang Allah. Bahkan di antara kita ada yang dari pesantren dan secara khusus mendalami agama.

Tetapi semua kita pasti merasa belum banyak tahu tentang rahasia Allah. Kita pasti belum tahu secara mendalam tentang rahasia wujud Allah, rahasia kekuatan Allah, rahasia ilmu Allah, rahasia kekuasaan Allah dan rahasia Allah dalam mencipta, menguasai, mengatur, menjaga, memelihara, dan mengurus seluruh makhluk-Nya.

Padahal tujuan Allah menciptakan manusia kan untuk beribadah, menyembah Allah, dan menjadi hamba Allah (QS. 51:56).

Lebih dari itu, dan lebih dari segalanya Allah menciptakan manusia juga agar manusia menjadi khlifah-Nya, yaitu sebagai wakil-Nya di muka bumi dalam melaksanakan kehendak-Nya untuk menguasai, mengatur, dan mengurus ciptaan-Nya.

Untuk bisa menjadi khalifah-Nya, manusia harus menjadi hamba Allah yang mencitai Allah, dicintai Allah dan menjadi kekasih-Nya, yang mau, bisa, dan senang menuruti mau-Nya Allah, mau mengikuti petunjuk-Nya, bias melaksanakan perintah-Nya, dan bias menjauhi larangan-Nya, serta bias dipercaya mengemban amanah-Nya.

Untuk bisa menjadi hamba Allah manusia harus mengetahui Allah itu apa, siapa, dan di mana, agar tidak keliru dan menjadi hamba selain Allah, yaitu nafsu, setan, dan thaghut (segala sesuatu yang disembah, dipertuhan, dan dipatuhi selain Allah).

Oleh sebab itu, Allah melarang manusia mempertuhankan hawa nafsunya, “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)” (QS. 25:43-44).

Allah juga melarang manusia menyembah setan, “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka Apakah kamu tidak memikirkan?” (QS. 36:60-62).

Untuk bisa mengetahui Allah, mengenal Allah, dekat dengan Allah, bertemu Allah, dan menjadi kekasih Allah, manusia harus mengikuti petunjuk, mengandalkan pertolongan Allah, dan selalu berlindung pada kekuasaan Allah, karena yang bisa memberi petunjuk, mebimbing, menolong, dan melindungi manusia untuk bertemu Allah juga hanya Allah.

Itulah sebabnya, Allah mengirim para malaikat, kitab suci, Rasul, dan Nabi-Nya agar manusia bisa tahu, kenal, dekat, bertemu Allah, dan menjadi kekasih Allah, sehingga manusia bisa menjalin hubungan pribadi dengan Allah, bermitra kerja dengan yang Maha Kuasa, dan bersinergi dengan kekuatan tak terbatas.

Jadi, Allah mengirimkan para malaikat, kitab suci, para Rasul, dan Nabi-Nya bukan agar manusia bisa membuat pesawat, kapal laut, computer dan semacamnya, karena untuk semua itu sudah bisa dilakukan oleh manuisia sendiri dengan potensi yang sudah dimilikinya, seperti indra dan akal, dengan tanpa bantuan Malaikat, kitab suci, Rasul, dan Nabi.

Dengan demikian, jelaslah bahwa Allah menciptakan manusia sebagai sebaik-baik ciptaan (Ahsani taqwiim), dan menundukkan padanya apa yang ada di langit dan di bumi (QS. 45:13) agar manusia bisa mengemban amanah-Nya sebagai hamba dan khalifah-Nya.

Akhirnya, semoga kita bisa menydari tugas dan tanggungjawab kita sebagai hamba dan khalifah-Nya, sehingga kita bisa merasakan dan mengalami kedekatan, kebersamaan, dan pertemuan dengan Allah, serta menjadi kekasih yang dicintai-Nya, dan agar tidak menjadi hamba nafsu dan setan, serta diperbudak olehnya. Aamiin.

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of