KERANGKA ACUAN PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN (P5K) DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH (CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU ALLAH DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)
I. PARADIGMA (DASAR PEMIKIRAN)
Dasar semua agama adalah keyakinan adanya Tuhan. Tuhan yang sebenarnya adalah Allah. Keyakinan bahwa satu-satunya Tuhan yang sebenarnya adalah Allah disebut tauhid Uluhiyah. Keyakinan bahwa satu-satunya Pemilik, Pengatur, Pemelihara, dan yang mengurus segala sesuatu adalah Allah disebut tauhid Rububiyah. Pada akhirnya, tauhid Uluhiyah dan tauhid Rububiyah melahirkan tauhid Ubudiyah, yaitu bahwa satu-satunya yang paling layak dan paling berhak disembah adalah Allah SWT. Menyembah Allah berarti mau tunduk, mau menyerah, mau diperintah, dan mau melaksanakan perintah Allah.
Allah mengirimkan Malaikat, Kitab suci, para Rasul, Nabi, Wali, dan Ulama kepada manusia, tujuannya untuk menghubungkan manusia dengan Allah. Manfaat hubungan manusia dengan Allah adalah agar manusia bisa selalu berada dalam petunnjuk, bimbingan, tuntunan, pertolongan, dan perlindungan Allah.
Hubungan manusia dengan Allah itu ibarat hubungan lampu listrik dengan sumber energi pembangkit listriknya. Begitu terhubungkan dan terjadi kontak, maka lampu menjadi hidup, menyala, bercahaya, terang, berkekuatan, menjadi aktif, energik, dan seterusnya.
Hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan antara Pemilik, yaitu Allah, dengan yang dimilki, yaitu manusia (QS. 4:126). Sebagai pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi (QS. 2:255), Allah berhak melakukan apa saja terhadap apa yang dimiliki-Nya. Sedangkan sebagai yang dimiliki-Nya, manusia tidak bisa menolak keinginan Sang Pemilik, “Kepada-Nya-lah berserah diri (tunduk) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan” (QS. 3:83).
Sebagai pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, Allah juga Maha Kuasa. Segalanya berada dalam kekuasaan Allah. Segalanya berada dalam pengaturan Allah, segalanya berada dalam pengawasan Allah, segalanya berada dalam pemeliharaan Allah, dan segalanya berada dalam penjagaan Allah. Allah juga tempat bergantungnya segala sesuatu, “Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu” (QS. 112:2). Oleh sebab itu, “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan” (QS. 55:29). Kesibukan-Nya adalah mengurus segala ada dan peristiwa yang ada di alam semesta ini baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Allah tidak pernah istirahat, ngantuk dan tidur, dan tidak merasa berat melakukan semuanya itu (QS. 2:255).
Kebenaran ungkapan di atas pasti bisa mengingatkan kita bahwa Allah itu bukanlah konsep abstrak, yang wujudnya tidak nyata, hanya sekedar bisa dipercaya, ditakuti, disembah, jauh di sana, dan tidak bisa dihampiri, tetapi wujud Allah itu tidak kalah nyatanya dengan wujud yang selain-Nya. Karena, bukankah segala sesuatu itu bergantung pada wujud Allah? Mungkinkah yang bergantung itu lebih nyata dari tempat bergantungnya? Mungkinkah yang diciptakan itu nyata, sedangkan pencitanya tidak nyata?
Bukankah Allah itu memerintahkan kita berdoa? Mendengarkan doa kita? Mengabulkan doa kita? Memberi kita petunnjuk? Menolong kita? Melindungi kita? Menyembuhkan orang sakit? Mengasihi kita dengan memberikan karunia-Nya kepada kita yang tiada terhitung banyaknya? Bukankah Allah yang memberi kita mata, telinga, tangan, kaki, kemampuan berbicara, dan seterusnya?
Bukankah hanya Allah yang bisa menghidupkan kita, memberi kita kekuatan hingga kita bisa bergerak, berjalan, bekerja, beribadah, dan seterusanya? Bukankah Allah yang menggerakkan jantung kita, mengalirkan darah kita, membawa sari makanan keseluruh bagian tubuh kita? Memberi kita kesehatan? Menggerakkan atom, bumi, bulan, matahari, dan bintang-bintang?
Adakah selain Allah yang bisa menggerakkan dan mengatur peredaran matahari, benda begitu besar, siang malam tiada henti-hentinya? Bisakah kita mengatakan wujud matahari itu nyata sedangakan wujud yang menggerakkan matahari itu tidak nyata? Akal yang waras dan sehat, pasti bisa membenarkan bahwa wujud yang menggerakkan pasti tidak kalah nyatanya dengan yang digerakkan.
Kebenaran ungkapan di atas pasti bisa menyadarkan kita akan betapa pentingnya bagi manusia, untuk bisa menjalin hubungan dengan Allah. Hubungan dengan Allah itu bisa dalam bentuk Qurbah, yaitu rasa dekat dengan Allah, Ma’iyah, yaitu rasa bersama dengan Allah, Mahabbah, yaitu rasa mencintai Allah, dicintai Allah, dan seterusnya.
Hubunbungan yang akrab dengan Allah, juga bisa membawa kita selalu berada dalam petunnjuk-Nya, pertolongan-Nya, dan perlindungan-Nya. Dengan petunnjuk Allah tidak ada yang tidak bisa diketahui, karena Allah Maha Tahu. Dengan pertolongan Allah tidak ada yang tidak bisa dilakukan, karena Allah Maha Kuasa. Dengan perlindungan Allah pasti tidak ada yang bisa mengganggu. Pertanyannya adalah: Adakah manusia yang bisa mendapatkan petunnjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah? Jawabnya pasti ada. Contoh yang paling sempurna adalah petunnjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah yang dialami oleh Rasulullah. Kita tidak bisa membayangkan keberhasilan perjuangan Nabi Muhammad saw. tanpa petunnjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah.
Rasa kebersamaan dengan Allah (ma’iyah) bisa menghilangakan rasa khawatir, cemas, dan takut. Ma’iyah juga bisa memperkuat jiwa kita, menumbuhkan rasa percaya diri (pede), dan membangkitkan semangat juang yang luar biasa dahsyat, untuk maju, sukses, dan meraih keberhasilan baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Dasar pemikiran (Paradigma) tersebut di atas pasti memaksa kita berusaha sekuat tenaga untuk bisa menjalin hubungan dengan Allah dalam segala bentuk dan tingkatannya. Tetapi, kita hanya bisa berhubungan dengan Allah jika kita tahu, kenal, dan dekat dengan Allah. Karena itu, harus dilakukan usaha-usaha yang terencana, konstruktif dan berkelanjutan, untuk memperdalam pemahaman kita tentang Allah dan meningkatkan pengalaman keagamaan kita, terutama dalam kaitannya dengan Qurbah dan ma’iyah. Untuk itu diperlukan forum yang memungkinkan kita berbicara apa saja tentang Allah, sejauh mengacu pada Al-Qur’an dan Sunah, dan tidak menyimpang dari ajaran Islam.
II. NAMA KEGIATAN
PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN (P5K) DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH (CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU ALLAH DAN MENJADI KEKASIH ALLAH).
III. VISI
Terciptanya sumber daya manusia (SDM) unggulan yang paripurna dalam kualitas Iman, Islam, Ikhsan, Ilmu, Tauhid, Taqwa, dan Akhlak.
IV. MISI
- Memperdalam pemahaman dan meningkatkan kualitas pengalaman keagamaan, agar kehidupan beragama bermanfaat secara praktis dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Seperti Qurbah dan Ma’iyah yang bisa membangkitkan semangat juang dan menimbulkan kekuatan yang melimpah tanpa batas, sehingga yang berat jadi ringan, yang sulit jadi mudah, yang tidak mungkin menjadi mungkin.
- Mewujudkan Islam sebagai Rahmat bagi Alam Semesta.
- Membangun karakter kualitas manusia unggulan sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah, wakil Allah di muka bumi.
V. TUJUAN
Tujuan P5K adalah agar peserta mempunyai pemahaman yang lebih mendalam tentang Allah dan agar kualitas pengalaman keagamaannya semakin meningkat, terutama pengalaman dalam hubungannya dengan Allah, sehingga ia bisa merasakan manfaat dan nikmatnya beriman, berislam, berikhsan, bertauhid, bertakwa, bertawakal, beriabadah dan seterusnya, dalam kehidupan praktis sehari-hari.
VI. TARGET
- Memperdalam pemahaman dan meningkatkan pengalaman keagamaan peserta, hingga peserta bisa merasakan manfaat keberagamaannya. Keberagamaannya meningkat dari ritual yang formalistik menjadi ritual yang spiritualistik
- Peserta bisa mengetahui Allah itu apa, siapa, di mana, dan seterusnya. Pemahaman dan pengalaman bisa ditingkatkan sampai ke tingkat tak terbatas.
- Peserta bisa merasakan kedekatan dengan Allah (Qurbah) dan merasakan kebersamaan dengan Allah (Ma’iyah).
- Peserta bisa merasakan nikmatnya shalat yang khusyu’, dzikir, membaca al-Qur’an, dan seterusnya.
- Peserta bisa mengatasi rasa khawatir, cemas, dan takut, hingga jiwanya menjadi lapang, tenang dan tentram. Bisa menguasai dan mengendalikan dirinya, serta mengalahkan nafsu dan setan.
- Memperkuat dan memperteguh jiwa, serta membangkitkan semangat juang peserta untuk meraih sukses dan keberhasilan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
- Peserta bisa merasakan pertemuan dengan Allah (Liqa’ Allah), baik dalam bentuk musyahadah, mukasyafah, maupun makrifah (melihat Allah dengan mata hati).
- Peserta bisa merasakan energi Ilahiah atau daya-daya Ilahiah, seperti Qudrah, Iaradah, dan Ilmu Allah. Qudrah Allah bisa dirasakan melalui getaran dari kekuatan Allah, yang menggerakkan segala sesuatu termasuk jantung kita, pikiran, perasaan, keasadaran dan keinginan kita. Iradah Allah bisa dirasakan melalui hidayah dan ilham dari Allah. Sedangkan ilmu Allah bisa dirasakan melalui pengetahuan Allah yang terkandung adalam kitab Qur’aniyah dan kitab kauniyah.
- Peserta bisa kontak dengan Allah melalui dzikir, menyaksikan Allah melalui ciptaan-Nya, dan berkomunikasi dengan Allah melalui tafakur, doa, dan munajat.
VII. MANFAAT
Buah atau hasil dari P5K adalah berupa bahan baku yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja sesuai dengan keperluannya masing-masing. Setelah peserta bisa tahu, kenal, dekat, bertemu Allah, dan menjadi kekasih Allah, terserah kepada yang bersangkutan, mau mengajukan permohonan apa kepada Allah. Mau ilmu, rezeki, kesehatan, keselamatan, pekerjaan, karir, dan seterusnya, semuanya bisa didapatkan dari Allah melalui usaha dan doa.
VIII. PROGRAM
- Menyelenggarakan P5K dengan metode praktis liqa’ Allah
- Menyelenggarakan mudzakarah/pendalaman, sebagai kelanjutan dari P5K
- Menyelenggarakan kajian intensif tentang tokoh, buku, dan tema-tema pilihan.
- Dan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan dan tuntutan situasi dan kondisi
IX. PESERTA
P5K bisa diikuti oleh siapa saja yang berminat dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
X. TUGAS PEMANDU
Pemandu bertugas menjelaskan, agar peserta bisa mengetahui Allah, kemudian mengenalkan, mendekatkan dan mempertemukannya dengan Allah, supaya peserta bisa mencintai Allah, dicintai Allah, dan menjadi kekasih Allah. Setelah bertemu Allah terserah yang bersangkutan mau minta apa kepada Allah. Apakah minta ilmu, harta, kekayaan, jabatan, dunia, akhirat, dan seterusnya. Dalam hal ini yang harus disadari adalah, bahwa yang memberi itu Allah, yang menentukan waktunya kapan diberikan Allah, dan yang menentukan apa yang diberikan juga Allah. Oleh sebab itu, apa yang diberikan kepada perserta belum tentu diberikan kepada pemandu, dan begitu pula sebaliknya.
XI. PENYELENGGARA
Penyelenggara P5K adalah Pusat Kajian Liqa’ Allah (PKLA) sendiri atau kerjasama dengan pihak lain.
XII. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan adalah panitia, tim kerja, atau kordinator kegiatan yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
XIII. ANGGARAN BIAYA
Anggaran biaya disusun kemudian berdasarkan pertimbangan logis dan kewajaran.
XIV. SUMBER DANA
Dana bisa diperoleh dari swadaya mandiri, seponsor, atau kerjasama dengan pihak lain.
Demikianlah gambaran singkat program pendalaman pemahaman dan peningkatan pengalaman keagamaan (P5K) dengan metode praktis Liqa’ Allah. Formulasi dan rumusan program kajian ini akan terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan, tuntutan situasi dan kondisi.
Leave a Reply